to date

Free JavaScripts provided
by The JavaScript Source

TEN PRINCIPLES OF SUCCESS

Ten Principles of Success in the light of the Seerah

It is a well-known fact that the Prophet of Islam (PBUH) was the supremely successful man in the entire human history. But he was not just a hero, as Thomas Carlyle has called him. According to the Qur'an, he was a good example for all mankind. He has shown us the way of achieving supreme success in this world.
By studying the life of the Prophet we can derive those important principles which were followed by the Prophet. In short, the Prophet of Islam was a positive thinker in the full sense of the word. All his activities were result-oriented. He completely refrained from all such steps as may prove counter-productive.

First Principle: To begin from the possible
This principle is well explained in a saying of Aishah. She said: "Whenever the Prophet had to choose between two options, he always opted for the easier choice." (Al-Bukhari)To choose the easiest option means to begin from the possible and one who begins from the possible will surely reach his goal.

Second Principle: To see advantage in disadvantage
In the early days of Mecca, there were many problems and difficulties. At that time, a guiding verse in the Qur'an was revealed. It said: "With every hardship there is ease, with every hardship there is ease." (94:5-6).This means that if there are some problems, there are also opportunities at the same time. And the way to success is to ignore the problems and avail the opportunities.

Third Principle: To change the place of action
This principle is derived from the Hijrah. Hijrah was not just a migration from Mecca to Medina. It was to find a more suitable place for Islamic work, as history proved later on.

Fourth Principle: To make a friend out of an enemy
The prophet of Islam was repeatedly subjected to practices of antagonism by the unbelievers. At that time the Qur'an enjoined upon him the return of good for evil. And then, as the Qur'an added, "You will see your direst enemy has become your closest friend" (41:34). It means that a good deed in return of a bad deed has a conquering effect over your enemies. And the life of the Prophet is a historical proof of this principle.

Fifth Principle: To turn minus into plus
After the Battle of Badr, about 70 of the unbelievers were taken as the prisoners of war. They were educated people. The Prophet announced that if any one of them would teach ten Muslim children how to read and write he would be freed. This was the first school in the history of Islam in which all of the students were Muslims, and all of the teachers were from the enemy rank. Here I shall quote a British orientalist who remarked about the Prophet of Islam: He faced adversity with the determination to wring success out of failure.

Sixth Principle: The power of peace is stronger than the power of violence
When Mecca was conquered, all of the Prophet's direst opponents were brought before him. They were war criminals, in every sense of the word. But the Prophet did not order to kill them. He simply said: "Go, you are free." The result of this kind behavior was miraculous. They immediately accepted Islam.

Seventh Principle: Not to be a dichotomous thinker
In the famous Ghazwa of Muta, Khalid bin Walid decided to withdraw Muslim forces from the battlefield because he discovered that the enemy was unproportionately outnumbered. When they reached Medina, some of the Muslims received them by the word "O Furrar" (O deserters!) The Prophet said "No. They are Kurrar" (men of advancement)." Those Medinan people were thinking dichotomously, either fighting or retreating. The Prophet said no. There is also a third option, and that is to avoid war and find a time to strengthen yourself. Now history tells us that the Muslims, after three years of preparation, advanced again towards the Roman border and this time they won a resounding victory.

Eighth Principle: To bring the battle in one's own favorable field
This principle is derived from the Ghazwa of Hudaibiyya. At that time, the unbelievers were determined to engage Muslims in fighting, because obviously they were in an advantageous position. But the Prophet, by accepting their conditions unilaterally, entered into a pact. It was a ten-year peace treaty. Until then, the meeting ground between Muslims and non-Muslims had been on the battlefield. Now the area of conflict became that of ideological debate. Within two years, Islam emerged as victorious because of the simple reason of its ideological superiority.

Ninth Principle: Gradualism instead of radicalism
This principle is well-established by a hadith of Al-Bukhari. Aishah says that the first verses of the Qur'an were related mostly to heaven and hell. And then after a long time when the people's hearts had softened, the specific commands to desist from adultery and drinking were revealed in the Qur'an.This is a clear proof that for social changes, Islam advocates the evolutionary method, rather than the revolutionary method.

Tenth Principle: To be pragmatic in controversial matters
During the writing of Hudaibiyyah treaty, the Prophet dictated these words: "This is from Muhammad, the Messenger of God." The Qurayshi delegate raised objections over these words. The Prophet promptly changed the word and ordered to write simply Muhammad, son of Abdullah.

These were the principles through which the Prophet of Islam gained that success which has been recognized by historians as the supreme success.
In the end, I would like to repeat those ten principles of success:

1. To begin from the possible
2. To see advantage in disadvantage
3. To change the place of action
4. To make a friend out of an enemy
5. To turn minus into plus
6. The power of peace is stronger than the power of violence
7. Not to be a dichotomous thinker
8. To bring the battle in one's own favorable field
9. Gradualism instead of radicalism
10. To be pragmatic in controversial matters

TANDA-TANDA KIAMAT

BERIMAN HARI KIAMAT

Firman Allah, “Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (Ghafir: 59).

“Aku diutus sedangkan aku dan Hari Kiamat adalah seperti ini,’ baginda menyandingkan antara jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Meskipun Kiamat pasti terjadi akan tetapi Allah merahasiakan waktunya. Dia tidak berkenan memberitahukan kepada seorang pun, tidak kepada nabi yang diutus tidak kepada malaikat yang dekat. Jadi ilmu tentangnya mutlak di tangan Allah semata.

Apabila bumi digegarkan dengan gegaran yang sedahsyat-dahsyatnya, Serta bumi itu mengeluarkan segala isinya, Dan berkatalah manusia (dengan perasaan gerun): Apa yang sudah terjadi kepada bumi? Pada hari itu bumi pun menceritakan khabar beritanya: Bahawa Tuhanmu telah memerintahnya (berlaku demikian). Pada hari itu manusia akan keluar berselerak (dari kubur masing-masing) untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) amal-amal mereka. Maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)! Dan sesiapa berbuat kejahatan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!
~ Surah Al Zalzalah [99: 1-8]

Hari yang menggemparkan, Apa dia hari yang menggemparkan itu? (2) Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui kedahsyatan hari yang menggemparkan itu? (Hari itu ialah: Hari kiamat), hari manusia menjadi seperti kelkatu yang terbang berkeliaran, Dan gunung-ganang menjadi seperti bulu yang dibusar berterbangan. Setelah berlaku demikian, maka (manusia akan diberikan tempatnya menurut amal masing-masing); adapun orang yang berat timbangan amal baiknya; Maka dia berada dalam kehidupan yang senang lenang. Sebaliknya orang yang ringan timbangan amal baiknya; Maka tempat kembalinya ialah "Haawiyah" Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui, apa dia "Haawiyah" itu? (Haawiyah itu ialah): Api yang panas membakar.
~Surah Al Qari’ah [101: 1-11]

Apabila berlaku hari kiamat itu, Tiada sesiapapun yang dapat mendustakan kejadiannya. Kejadian hari kiamat itu merendahkan (golongan yang ingkar) dan meninggikan (golongan yang taat). (Ia berlaku) semasa bumi bergoncang dengan sebenar-benar goncangan. Dan gunung-ganang dihancur leburkan dengan selebur-leburnya, Lalu menjadilah ia debu yang bertebaran, Dan kamu pula menjadi tiga puak (yang berlainan keadaannya); Iaitu puak pihak kanan; alangkah bahagianya keadaan puak pihak kanan itu? Dan puak pihak kiri; alangkah seksanya keadaan puak pihak kiri itu? Dan (puak yang ketiga pula ialah) orang-orang yang telah mendahului (dalam mengerjakan kebaikan di dunia), yang akan mendahului (mencapai balasan yang sebaik-baiknya di akhirat kelak); Mereka itulah orang-orang yang didampingkan (di sisi Allah), (Tinggal menetap) di dalam Syurga-syurga yang penuh nikmat.
~Surah Al Waqi’ah [56: 1-12]

Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata, Sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad S.A.W kepada kami lalu bertanya, "Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?" Lalu kami menjawab, "Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat." Sabda Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :
1. Asap
2. Dajjal
3. Binatang melata di bumi
4. Terbitnya matahari sebelah barat
5. Turunnya Nabi Isa A.S
6. Gerhana di barat
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di jazirah Arab
9. Keluarnya yakjuk makjuk
10. Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.

Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafir pula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka. Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari kiamat. Dajjal boleh membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.

Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S. Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'. Turunnya Nabi Isa. A.S di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.S akan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W. Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq"

Jika kita perhatikan kini memang benar: • Ghibah merata-rata (memperburukburukkan, memfitnah orang juga meleluasa kini) •Riba meluas tanpa kawalan (shark loan, pinjaman segera, pembelian kereta, rumah dll, bank bersistem riba, termasuk berbagai jenis loan yang "diislamkan" dari luarannya. hatta "study loan" pun) •Anak zina bertambah (malah pasangan berzina berbangga dengan perbuatan zina dan anak zinanya). •Orang kaya diagung-agungkan (sampai cium tangan dan merayu) •Orang fasik bersuara lantang di Masjid (sampaikan pelanggan tetap 4d pun dikhabarkan dilantik sebagai AJK Masjid) •Ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq (walaupun bercakap tentang islam)

Berkata Ali bin Abi Talib, Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya sahaja, agama hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat."

Jika kita perhatikan:
• Semakin ramai umat Islam yang tidak menghargai nikmat agamanya sehingga mengabaikan suruhan dan perintahNya sampaikan mengucap pun ada yang tidak tahu.
• Al Quran hanya untuk alunan merdu serta hiasan dan bukan untuk diamalkan dan dihayati. (Paling sedih ada juga sanggup pula menghina Al Quran).
• Masjid berdiri megah dengan hiasan yang berkilauan hanya untuk pelancongan dan berbangga tidak untuk dimakmurkan.
• Ulama dihina dan difitnah oleh orang yang dianggap ulama juga.

Sabda Rasulullah S.A.W lagi, "Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, orang dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat."

Penaklukan Baitulmuqaddis. Dari Auf b. Malik r.a., katanya, "Rasulullah s. a. w. telah bersabda: "Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat. "Baginda menyebutkan salah satu di antaranya : Penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari, Zina bermaharajalela. "Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” - Sahih Muslim

Bermaharajalela alat muzik, tanah runtuh dan perubahan muka "Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka."Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab;"Apabila telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi-penyanyi wanita” - Ibnu Majah Menghias masjid dan membanggakannya. "Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan masjid” - Riwayat Nasai. Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik.

"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak terjadi haraj [pembunuhan]" riwayat Abu Hurairah.

Ramai orang soleh meninggal dunia. "Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran. - Riwayat Ahmad Orang hina mendapat kedudukan terhormat. "Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia" -Riwayat Thabrani

Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.

"Sesungguhnya diantara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." - Riwayat Ahmad Banyak wanita yang hakikatnya telanjang. berpakaian tetapi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah akan muncul pakaian-pakaian wanita dan apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang." Bulan sabit kelihatan besar. "Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari

Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita.

"Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu” - Sahih Muslim
Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang benar. "Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar" - Riwayat Ahmad

Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai.

PENGAJARAN

Segala apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu adalah benar belaka janganlah disangsikan dan ragu-ragu. Sekiranya kita menghayati apa yang tersirat pada kisah di atas memang kebanyakannya telah berlaku kini. Tak perlu Nostradamus' Prediction untuk kita jadikan panduan atau ikutan seperti orang kafir atau menunggu hasil kajian saintifik tentang amalan dan sunnah Rasullullah s.a.w. Percayalah seyakin-yakinnya dan amalkan -Wallahualam-